Story

Minggu, 18 Agustus 2013

Delapan Agustus Pagi Itu



Pagi ini aku dikejutkan dengan 4 sms dari seseorang. Yaaaaaa awalnya aku kira ia ingin mengatakan sesuatu  -,- tapi tak apalah.

Sms itu berisi sepercik perasaannya yang entah masih ada atau tidak untuk seseorang yang dulu pernah mengisi harinya. Benar-benar tidak tahu keberadaan tetesan air dari percikan itu.

Dia mengatakan bahwa dia tidak bisa melupakan orang itu. Ya. Sekian lama akhirnya dia mengatakan hal itu. Ia sempat meyakinkan aku bahwa ia benar-benar bisa melupakan orang itu. Tapi keyakinan itu tiba-tiba di hancurkan oleh sms yang ia kirim sekitar pukul satu malam.

He Just A Memory. Kalimat itu ada di salah satu smsnya. Mereka putus dengan jalan baik. Hanya saja dia dan orang itu tidak pernah berkomunikasi lagi. Mungkin inilah yang membuat dia menjadi sulit. Aku tidak tahu. Lebih sulit aku atau dia dalam melupakan mantan *ups.

Bagiku mantan memang sebuah memory. Bukan hanya mungkin, tapi memang masih ada rasa sakit. Mungkin penyebabnya karena aku dan mantan putus secara tidak baik. Sebenarnya tidak ada kata putus *ababil*aku selalu tidak bisa mengatakan hal itu secara langsung. Jadi aku menunggu kata-kata itu keluar dari mulut mantan.

Okay. Kembali ke dia dan orang itu. Tidak tau harus berkata apa karena aku pun masih belum bisa benar-benar melupakan mantan. *benar-benar lupa adalah tidak ingat denganya bahkan dengan namanya .* tapi yang jelas..

“Kita adalah memory bagi seseorang. Tapi entah memory baik atau buruk. Begitupun mereka, hanya memory. Memory hanyalah sesuatu yang bisa kita rasakan kembali suatu saat. Tapi itu hanya untuk mengenang. Tidak ada hal lain yang dapat dilakukan oleh memory. Memory, bisa jadi Cermin Tarsah. Memory itu hanya sebuah flashback. Dan ia dapat menimbulkan hayalan-hayalan seperti Cermin Tarsah.”

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1434 H
:) Buat semua. Mantan, Orang itu, Dia dan semua yang membuat memory dan menjadikanku  memory :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar